Tengah malam begini masih belum beranjak tidur, tiba-tiba teringan dengan alm. dek Agung. Berdoa semoga dilapangkan dalam kuburnya, sudah tenang kamu disana dikkk.... Masih teringat jelas bagaimana obrolan dan bercandaan yang kami lakukan untuk menghibur dia.
Sebelumnya saya perkenalkan dahulu siapa itu Agung. Beliau adalah mantan salah satu penghuni Rumah Lentera. ya... sudah dijelaskan sebelumya apa itu Rumah Lentera pada blog sebelumnya. Saat itu kita mengunjunginya awalnya hanya untuk tugas dari kampus. Tetapi setelah sampai disana kita diperkenalkan dengan Agung. Dan alangkah terkejutnya kita dengan keadaan Agung waktu itu. Setelah berbincang-bincang dengan pengurusnya kita diperbolehkan untuk ngobrol bareng dengannya.
Walaupun agak tertatih dan terbata-bata dia melayani semua pertanyaan dari kami. Dalam obrolan tersebut bisa diketahui bagaimana mimpi-mimpinya dan bagaimana kesehariannya didalam rumah. Dari obrolan tersebut banyak pengalaman dan pelajaran dari Agung yang kita dapat. Bagaimana semangat dia dalam menjalani sakitnya, bagaimana dia bertahan disaat semua orang mengucilkan dia, bagaimana dukungan orang-orang yang memperhatikan dia. dan bagaimana dia bisa berdamai dengan dirinya sendiri.
dalam akhir kunjungan kami kesana, anak yang sangat suka sekali susu milo dan puding coklat ini diajak untuk berdoa demi kesembuhannya. Saat bedoa waktu itu dia merasa bingung karena sebagian dari kami memang berbeda keyakinan dengannya. Setelah diberi penjelasan, akhirya dia mengerti dan paham karena banyak diantara kita memang berbeda keyakinan satu sama lain. dalam akhir pertemuannya dia meminta untuk terus didoakan untuk dia. Hal itu yang semakin menguatkan kami bahwa dalam kehidupan perbedaan yang ada seharusnya tidak menutup kami untuk berhenti menolong orng. Justru seharusnya kita harus saling olong menolong dan membantu serta menguatkan mereka yang sedang susah. hal itu sesuai dengan ajaran agama kita masing masing.
